Reklamasi Teluk Jakarta belakangan menjadi topik
hangat di sejumlah media massa. Hal itu menyusul pengungkapan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait adanya dugaan suap dalam proyek yang
digadang-gadang bertujuan menambah luasan DKI Jakarta tersebut.
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan manfaat sumber daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan
sosial ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan lahan atau drainase. Secara
lingkungan, rencana reklamasi 17 pulau di Teluk Jakarta ini dinilai tidak
layak, meskipun empat pulau di antaranya sudah terlanjur terbentuk
Pakar Bidang Oseanografi Intitut Pertanian Bogor, Alan Frendy Koropitan, punya pandangan lain soal reklamasi yang sudah direncanakan selama satu dekade terakhir ini. Menurutnya, reklamasi belum diperlukan. "Teluk Jakarta lebih membutuhkan rehabilitasi dibandingkan reklamasi," kata Alan melalui siaran pers, Selasa (26/4/2016).
Berdasarkan hasil simulasi terjadi perubahan
bentang alam. Sebanyak 17 pulau yang rencananya akan direklamasi dinilai
memperlambat kecepatan arus. Hal ini menyebabkan pergerakan material seperti
limbah organik, sedimen, dan logam berat ikut terhambat karena flushing time
(waktu cuci) teluk melambat. Sehingga material cenderung tertinggal dan
perairan lebih tercemar.
Indikasi pencemaran di Teluk Jakarta salah
satunya dapat dilihat dari adanya ikan pingsan atau mati akibat tercemar limbah
organik yang sangat tinggi. Wajar saja Teluk Jakarta dialiri 13 sungai yang
melewati permukiman, industri, dan sebagainya. Artinya banyak material mengalir
dan bermuara di Teluk Jakarta yang mengakibatkan air keruh dan kotor.
Meskipun menuai pro dan kontra, proyek reklamasi
Teluk Jakarta terus berjalan. Proyek itu rencananya akan rampung pada akhir
2018. Sebanyak 10 pulau buatan telah mengantongi izin reklamasi dan amdal,
sementara tujuh pulau buatan lainnya masih dalam proses pengajuan amdal dan reklamasi.
Jokowi menceritakan pengalamannya saat berkunjung
ke Belanda pekan lalu. “Saya melihat pengelolaan air, water supply,
sanitasi, dan yang lain-lainnya, juga nantinya yang berkaitan dengan
pengembangan pelabuhan, bandara, jalan tol, transportasi massal. Ini
betul-betul semuanya harus terintegrasi dengan baik,” ujarnya.
Sumber Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar