animasi bergerak gif
Rave

Jumat, 01 April 2016

Kalijodo

Kalijodo sebagai topik perbincangan kian menghangat dalam obrolan masyarakat. Selain karena merupakan lokalisasi tertua di DKI Jakarta, bahkan lebih tua daripada usia Indonesia sendiri, Kalijodo juga dikaitkan dengan peristiwa tabrakan maut yang mengakibatkan korban jiwa sebanyak empat orang. Tak heran, Ahok mewacanakan hendak menertibkan kawasan Kalijodo dan mengembalikan fungsinya sebagai RTH (Ruang Terbuka Hijau).

Keberadaannya sebagai tempat mencari "cinta sesaat" ternyata sudah dimulai saat pembentukan Batavia oleh Pemerintahan Kolonial Belanda.

Dalam bukunya, "Geger Kalijodo", Krishna Murti menuturkan bahwa pada abad ke-20, karesidenan Jakarta terdiri atas enam afdeling (semacam distrik). Salah satunya adalah afdeling Panjaringan.

Afdeling Penjaringan dikenal berada di lokasi yang strategis karena tak jauh dari pelabuhan utama ketika itu, yakni Pelabuhan Sunda Kelapa. Di dalam afdeling Penjaringan inilah terletak Kalijodo, sebuah kawasan yang diapit oleh Sungai Angke dan Kanal Banjir Barat.

"Sesuai dengan namanya, Kalijodo, sejak masa-masa penjajahan Belanda dikenal sebagai tempat orang mencari cinta," kata Krishna yang kini dikenal sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya dengan pangkat Komisaris Besar.

Menurut Krishna, dalam novel Ca-Bau-Kan karangan Remy Silado, digambarkan mengenai situasi di Kalijodo pada era 1930-an. Di situ, kawasan Kalijodo dikisahkan sebagai tempat para pedagang-pedagang Tionghoa singgah.

"Di sini tempat para gadis pribumi mendendangkan lagu-lagu klasik Tionghoa di atas perahu-perahu yang ditambat di pinggir kali," tulis Krishna, dikutip Kompas.

Reputasi Kalijodo sebagai tempat prostitusi ternyata berlanjut setelah era kemerdekaan. "Bahkan sampai abad ke-21, selain menjadi tempat perjudian ilegal, Kalijodo juga berkembang sebagat tempat prostitusi liar," tulis Krishna. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Polda Metro Jaya dan Kodam Jaya juga telah sepakat untuk bersama-sama turun tangan melakukan penertiban lokasasi Kalijodo.

Praktik prostitusi dan perjudian di Kalijodo terus berlangsung sampai saat ini. Dari peristiwa kecelakaan Toyota Fortuner B 201 RFD, beberapa hari lalu, wacana untuk menertibkan Kalijodo kembali diangkat ke permukaan. Sebelumnya, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berjanji akan menertibkan lokasi prostitusi Kalijodo karena termasuk kawasan hijau.

Pemrov DKI Jakarta terus menyosialisasikan warga di kawasan Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, mengenai penertiban di kawasan tersebut. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ingin kawasan itu sudah tertib saat Jakarta menjadi tuan rumah Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada 6-7 Maret 2016.

Lokalisasi Kalijodo terletak di bilangan Penjaringan, Jakarta Utara, dan membentang ke jalan Pangeran Tubagus Angke, Jakarta Barat.
Budayawan betawi Ridwan Saidi kepada Kompas.com, Jumat (12/2/2016), menuturkan kebiasaan yang dulu sering dilakukan di Kalijodo, yakni perayaan peh cun dan pesta air, dilarang pada masa kepemimpinan Wali Kota Jakarta Sudiro.

Jabatan Wali Kota pada saat itu setara dengan jabatan gubernur saat ini. Sudiro menjabat sebagai wali kota sejak tahun 1953 sampai 1960.“pesta itu berakhir tanpa keterangan yang jelas waktu wali kota Sudiro, tahun 1958 melarang. Cap go meh dilarang, peh cun dilarang. Kita juga engga mengerti, sampai hari ini dilarang,” katanya.


Sumber Referensi :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar